Sabtu, 05 Januari 2013

BARCODE / UPC

Pengertian BARCODE / UPC (universal product code)
Universal Product Code (UPC) adalah simbologi barcode (yaitu, suatu jenis barcode ), yang banyak digunakan di Kanada dan Amerika Serikat untuk melacak barang dagangan di toko.

Barcode adalah sebuah bentuk artificial identifier. Barcode merupakan sebuah kode mesin yang dapat dibaca. Barcode terdiri dari sebuah bentuk bar dan spasi (hitam dan putih) dalam rasio yang didefinisikan yang mempresentasikan karakter alphanumerik. Kode baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut. Angka-angka tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum. Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang membaca.Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode scanner. Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca informasi / data dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dan memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi. Bentuk Barcode ada dua jenis, yaitu :

1. Barcode satu dimensi (1D)
2. Barcode dua dimensi (2D)

Barcode satu dimensi
Barcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes (kode berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi adalah sebagai berikut :

1. Code 39 (code 3 of 9)
Code 39 dapat mengkodekan karakter alphanumeric yaitu angka decimal dan huruf besar serta tambahan karakter spesial - . * $ / % +. Satu karakter dalam Code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar dan spasi. 3 dari 9 elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya oleh karenanya kode ini biasa disebut juga code 3 of 9, 3 elemen yang lebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.

Gambar dan struktur barcode code 39 adalah sebagai berikut


 X : Ketebalan elemen yang sempit (minimum 0.19mm) QZ : Quiet Zone atau Start-Stop Margin dengan ketebalan minimum 6mm atau 10 kali X SC : Start Character (karakter *) ICG : Inter Character Gap dengan ketebalan 1 kali X C1 ..CN : Character ke 1 s/d character ke N. CC : Check Character PC : Stop Character (karakter *) .

Lebar dari keseluruhan barcode dapat dirumuskan sebagai berikut:


L   = lebar keseluruhan barcode
N  = Jumlah karakter
R  = Perbandingan garis vertical lebar dan sempit
X  = Ketebalan garis vertical sempit
I   = Lebar Nkarakter + N Inter karakter gap
II  = Lebar start dan stop karakter + 1 inter karakter gap antara start karakter dan karakter pertama
III = Lebar cek karakter + 1inter karakter gap.
IV = Lebar 2x quite zone (M1 (start margin) + M2 (stop margin))

Tabel karakter code 39 beserta nilai karakternya tercantum dibawah ini.


Tabel 2.1 tabel karakter code 39

Barcode dua dimensi
Adalah barcode yang dikembangkan lebih dari sepuluh tahun lalu, tetapi baru sekarang ini mulai populer. Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Contoh barcode dua dimensi adalah “symbology PDF417” yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi (in2).
PDF417
 
Metoda Pengkodean Ada Dua Sistem :
A. Binary coding (Pengkodean Biner)
Dua ukuran bar dan space digunakan untuk meng-encode-kan data. Bar dan spasi dapat diubah ke dalam kode biner dengan mudah, yang kemudian diubah (menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII.
B. Proportional coding
Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar / space dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang dipresentasikan. Kode tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak mudah mentranslasikannya ke biner) dan diperlukan ketelitian yang lebih dalam mencetak dan men-scanning barcode.
Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang digunakan untuk meng-encode-kan data. Contoh jenis barcode yang menggunakan teknik encoding ini adalah USS Code 128.
Pengkodean data dalam sebuah barcode dilakukan sebagai berikut :
• Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti bahwa jika sebuah bar tidak terbaca, maka barcode tersebut tidak akan dapat dibaca.
• Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di-encoded dalam beberapa jenis barcode lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang valid. Hal ini berarti jika ukuran dari salah satu bar / space salah terbaca, maka karakter ilegal akan terbaca. Oleh karena itu, kecepatan substitusi karakter menjadi sangat rendah.
2) Dari MarkAny Inc
Memilih Sebuah Jenis Barcode Dalam sistem penggambaran (imaging system).
Secara tipikal barcode dalam sistem penggambaran digunakan untuk index documents. Bergantung pada macam-macam data yang diperlukan untuk perbedaan jenis barcode yang ada yang akan di-indeks-kan. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab sebelum jenis barcode dipilih :
1. Set karakter apa yang perlu di-encoded-kan ?
• Hanya numerik
• Alpha numeric
• Karakter khusus
2. Berapa banyak data yang perlu di-encoded-kan ?
• Beberapa jenis barcode memberikan sebuah data density yang lebih besar daripada yang lainnya. Tergantung pada jumlah data dan ruang yang tersedia pada dokumen beberapa kode dengan ruang yang sesuai yang lebih tersedia pada dokumen untuk mencetak barcode.
• Ruang yang tersedia pada dokumen akan mendefinisikan berapa banyak karakter yang dapat di-encoded-kan. Scanning resolution available.
• Jika scanning resolution tinggi, banyak karakter-karakter yang dapat di-ncoded-kan secara akurasi pada data entry.
• Berapa banyak barcode yang dapat ditoleransikan untuk kesalahan pembacaan. (kesalahan membaca berarti key entry bekerja !!).
3. Apakah anda ingin mempunyai sebuah check digit / check character ?
• Beberapa jenis barcode mempunyai fitur tersusun tetap (built in) dan, oleh karena itu tidak perlu sebuah check digit ekstrak.
4. Posisi di dalam dokumen
• Beberapa jenis barcode lebih tolerant pada syarat-syarat quiet zone. Jika kesalahan membaca barcode pada beberapa sisi dapat terjadi karena barcode dapat dipotong.
Cara Computer-Scanner Membaca Barcode (Watkins, 1999)
Suatu bilangan barcode tunggal sebenarnya terdiri dari tujuh unit. Satu unit terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna hitam ditunjukkan dengan sebuah bar, sedangkan yang berwarna putih ditunjukkan dengan sebuah space (spasi). Cara lain penulisan barcode adalah dengan bilang “1” untuk menyatakan black bar dan bilangan “0” untuk menyatakan white space. Misalnya, tujuh unit berikut ini adalah 0011001 dapat dinyatakan sebagai berikut space-space-bar-bar-space-space-bar.
Sebuah barcode UPC bilangan di sisi bagian kiri barcode (kode perusahan/manufaktur) dikodekan berbeda dengan bilangan di sisi bagian kanan (kode produk). Bilangan yang berada sebelah kiri merupakan kebalikan dari bilangan yang ada di sebelah kanan, misalkan jika bar disebelah kanan berarti sebuah space di sebelah kiri. Pengkodean di sebelah kanan dinamakan kode even parity sebab unit black bar-nya berjumlah genap. Sedangkan pengkodean di sebelah kiri dinamakan kode odd parity sebab unit black bar-nya berjumlah ganjil. Bilangan-bilangan yang dikodekan mempunyai perbedaan untuk tiap-tiap sisi barcode, sehingga barcode dapat dibaca (scanned) dari sebelah kiri maupun dari sebelah kanan.
Gambar 8 memperlihatkan pengkodean sisi kiri dan sisi kanan yang dipisahkan ke dalam tujuh unit.







Penjelasan tabel pengkodean di atas adalah sebagai berikut :
1. Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa bilangan-bilangan sebelah kiri merupakan kebalikan dari bilangan-bilangan disebelah kanan.
2. Setiap barcode memiliki empat buah “mark” (marka) yang berbeda. Sebuah marka dapat terdiri dari salah satu black (bar) atau white (space). Marka-marka tersebut lebarnya bermacam-macam, tetapi jumlahnya selalu empat. Contohnya, bilangan pengkodean yang berada di sebelah kiri pada bagian angka “0” yaitu 0001101 berarti terdiri dari 3 space (marka 1), 2 bar (marka 2), 1 space (marka 3), dan 1 bar (marka 4).
3. Pengkodean di sisi kiri selalu dimulai dengan sebuah space atau “0” dan berakhir dengan sebuah bar atau “1” sedangkan untuk sisi sebelah kanan selalu dimulai dengan sebuah bar atau “1” dan berakhir dengan sebuah space atau “0”.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.

Tabel 1. Set karakter barcode jenis UPC



Keterangan gambar barcode : 
Komputer tidak membaca bilangan yang berada di bagian bawah barcode, tetapi bilangan tersebut dicetak agar orang dapat membaca barcode dengan mudah bila diperlukan.Number System Character : angka ini merupakan sebuah sistem bilangan barcode UPC yang mengkarakterisasikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode UPC, Number System Character ini biasanya terletak di sebelah kiri barcode.
Cara komputer mengkalkulasikan check digit adalah sebagai berikut :
1. Jumlahkan semua dijit-dijit yang ganjil. Dalam “Anatomy of a Barcode” kita akan menjumlahkan 0 (merupakan dijit NSC) + 2 + 4 + 6 + 8 + 0 = 20.
2. Kalikan hasil penjumlahan pada langkah 1 dengan bilangan 3. Pada contoh ini, yaitu, 20 x 3 = 60.
3. Jumlahkan semua bilangan-bilangan genap. Dalam “Anatomy of a Barcode” kita akan menjumlahkan 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25. Di sini kita tidak memasukkan bilangan 5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan kita kalkulasikan.
4. Sekarang jumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 60 + 25 = 85.
5. Check digit tersebut adalah bilangan yang perlu dijumlahkan dengan bilangan pada langkah 4. Hasilnya pada langkah 4 tersebut sama dengan mengalikan dengan bilangan 10. Pada contoh ini, check digit nya adalah 5 sehingga 85 + 5 = 90. Cara lain untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi bilangan dari langkah 4 dengan 10. Contohnya 85/10 = 8,5 sehingga sisa nya dari hasil pembagian tersebut adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.
Jenis-jenis Pembaca Barcode
Ada 4 jenis pembaca barcode yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tiap-tiap pembaca barcode mempunyai harga khusus dan karakteristik pengoperasian.
Tabel 2. Jenis-jenis Pembaca Barcode
Jenis Deskripsi Harga Unit
LED Red light emitting diode Paling rendah
IR Infrared Sedang
Narrow Band Laser Paling tinggi
Fiberoptic Environment Tinggi
Gambar dibawah ini memperlihatkan alat-alat pendukung barcode, yang terdiri dari barcode printers yang berfungsi untuk mencetak label barcode, barcode scanners yang berfungsi untuk membaca label barcode, dan barcode verifiers berfungsi untuk memeriksa simbol-simbol dengan kecepatan baca yang tinggi.





Barcode Reader
Barcode merupakan sejenis kode yang mewakili data atau informasi tertentu biasanya jenis dan harga barang seperti makanan dan buku. Kode berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini, mengandung satu kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa. Kode ini dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode tersebut akan dibaca oleh Barcode Reader, yang akan menterjemahkan kode ini kedalam data / informasi yang mempunyai arti. Di supermarket, barcode reader ini biasanya digunakan oleh kasir dalam pencatatan transaksi oleh customer.
Tidak ada satu standard dari kode batang ini, justru terdapat bermacam-macam standard yang digunakan untuk berbagai keperluan, industri, maupun berdasarkan tempat digunakannya. Semenjak 1973, Uniform Product Code [UPC ] diatur oleh Uniform Code Council, sebuah organisasi industri, yang menyediakan suatu standard bar code yang digunakan oleh toko-toko ritel.
Metrologic Voyager Barcode scanner paling populer di kelas auto sense









Beberapa barcode standar telah dikembangkan selama beberapa tahun, yang biasa disebut dengan Simbologi. Simbologi yang digunakan tentunya berbeda untuk aplikasi yang berbeda. Semisal ketika kita menggunakan huruf miring ataupun tebal, dimaksudkan untuk memperjelas makna tertentu pada teks. Simbologi yang berbeda, seperti “sandi berbentuk batang”, digunakan untuk aplikasi yang berbeda pula. Ketika kita mencetak barcode, kita akan bisa membaca makna sandinya, selama kita menggunakan sandi yang sama, dan dalam spesifikasi yang diatur dalam standar barcode.
Simbologi barcode dibedakan dalam 2 jenis dasar, dalam bentuk linear ataupun dimensional. Jumlah data sandi yang bisa dibaca pada Simbologi Barcode Linear lebih terbatas dibanding Simbologi Barcode 2-D. Satu inci 2-D Simbologi Matrik misalnya, bisa membaca sandi dari ribuan karakter data, mengingat Kode Barcode Linear harus lebih panjang untuk menyimpan sejumlah informasi.
Sistem barcode bisa dikelompokkan dalam beberapa bentuk dan ukuran yang berbeda. Kerumitan system ditentukan oleh aplikasi. Sistem dasarnya secara umum dibagi dalam 4 komponen:
Komponen 1 – Barcode Printer
Banyak teknologi dan metode untuk mencetak label barcode. Anda bisa menggunakan printer laser dan pre-set template [sering dimasukkan dalam software desain label, seperti Wasp Labeler atau Zebra Bar One Software] untuk mencetak label barcode. Biasanya dicetak dalam Stok Avery. Label dicetak menggunakan printer label barcode, seperti yang dibuat oleh Zebra, Datamax atau Intermac. Printer – printer ini mencetal label, jauh lebih cepat dengan kualitas tinggi dibanding mencetak dengan printer laser konvensional.
Komponen 2 – Label Barcode
Terdapat beberapa software aplikasi yang bisa mendesain label. Label yang sama bisa anda tambahkan agar bisa dilacak. Satu label bisa berisi gabungan teks, grafik, atau informasi barcode. Kemasan label – label seperti Wasp Labeler atau Zebra Bar One, punya pre-made template, yang bisa membantu anda dalam mendesign label. Yang jelas, anda harus menyesuaikan templates untuk label industri yang spesifik, semisal industri mobil.
Komponen 3 – Alat Scan untuk Pengumpulan data
Tahap pengumpulan data melalui penggunaan scanner bisa menerjemahkan kode dengan mudah dan akurat, menerima dan menyesuaikan isi informasi dalam label barcode. Dengan demikian, bisa mengurangi kemungkinan kesalahan secara signifikan. Ada 2 macam scanner. Kontak dan Non-kontak. Scanner Non-kontak, bisa lebih panjang beberapa inci. Dari dua macam scanner ini, adalagi satu ciri khusus, baik yang decoded maupun non decoded. Scaner decoded memiliki hardware decoder yang dirakit didalamnya, dan mampu menerjemahkan makna dalam sebuah barcode, sebelum mengirim data ke komputer. Scaner undecoded lebih punya sumber yang ringan yang mampu menerjemahkan data enkripsi dan mengirimnya ke decoder. Decoder – decoder ini sejalan dengan unit hardware yang mengoperasikan komputer. Unit decoded biasanya lebih mahal dibanding yang undecoded. Namun yang cukup mengkhawatirkan, adalah jika ada masalah di beberapa komponen, belum diketahui mengapa barcode tidak bisa dibaca dengan benar.
Komponen 4 – Mengolah Data Pada Database Eksternal
Komponen terakhir untuk membuat system barcode sederhana adalah database. Setelah anda membuat dan men-scan barcode, bukan berarti anda telah menciptakan system barcode yang lengkap dan efektif. Agar bisa menggunakan kode – kode dengan efektif, anda juga perlu database untuk memperbaharui informasi. Banyak barcode bisa dirangkai dengan item angka. Item angka ini nantinya kemudian bisa disambungkan ke informasi tentang item tersebut, seperti deskripsi produk, harga, kuantitas inventarisasi, akunting dan lain – lain. Misalnya, anda punya barang A, dengan barcode senilai 1234. Ketika anda menjual barang A, anda scan barcode tersebut. Nantinya, akan ada informasi yang mengatakan ke database anda bahwa anda punya satu barang A, yang harganya Rp 1000, dimana harga ini harus melewati akunting, dan produk tersebut harus dikirim melalui UPS ground. Semua rangkaian ini karena scan barcode mewakili Barang A. Itulah gunanya memiliki eksternal database. Sebenarnya masih banyak bentuk lain, tapi inilah inti dari barcoding.
Manfaat dari Barcode
Dalam sistem manajemen penjualan (POS), dengan menggunakan barcode kita akan mendapatkan informasi yang sangat detil dan mutakhir dari banyak aspek usaha yang kita geluti,memungkinkan kita dalam proses pengambilan keputusan dilakukan dengan percaya diri dan tepat sebagai misal:
• proses penjualan yang cepat sehingga dapat mengidentifikasi secara cepat dan tepat serta melakukan pemesanan kembali (re-order ) barang dari supplier dengan cepat dan mampu mengimbangi tingakt permintaan barang oleh konsumen.
• Mampu mengetahui barang yang lakunya lambat (slow moving) sehingga mencegah pemesanan barang yang tidak bergerak dan menguntungkan bagi aliran dana (cash flow) perusahaan.
• Pergerakan penjualan produk dapat di monitor dari kecepatan perputarannya serta tingkat profitabilitasnya dan memungkinkan untuk produk tersebut mendapat ruang yang bagus untuk di pajang.
• Catatan data penjualan secara periodik dapat digunakan untuk memprediksi loncatan penjualan musiman.
• Informasi mengenai item produk dapat diketahui di rak bila ada harga promo maupun kenaikan harga.
Disamping penjualan dan pencatatan persediaan, sistem barcode banyak bermanfaat di bidang jasa pengiriman barang (shipping) / penerimaan barang, dan penelusuran pencatatan barang (tracking).
• Ketika proses pengemasan dan pengepakan produk yang selesai di produksi maka akan di berikan identifikasi berupa nomer identifikasi barang tersebut.
• Database yang ada dapat di hubungkan (link) dengan nomer identifikasi tadi sehingga memungkinkan utnuk mempermudah mendapatkan informasi tentang barang tadi baik meliputi sebagai contoh nomer order, isi, jumlah, tujuan pengiriman akhir dll
• Informasi data tersebut dapat di padukan dengan sistem komunikasi sehingga pengolahan data secara elektonik dapat dimanfaatkan oleh riteler/ pengecer sebagai informasi untuk pemesanan barang dan kedatangan barang yang dipesan.
• Hasil penelusuran pengiriman barang akan dapat dikirimkan pada pusat pendistribusian barang sebelum terkirim ke tujuan akhir pengiriman.
• Ketika pengiriman sampai ke tempat akhir (tujuan) maka kode barcode tadi di scan dan kita dapat mengetahui asal pengirim isi dari kemasan tersebut, dan berapa kita harus membayar untuk biayanya.
Alasan utama dari penggunaan sistem barcode adalah mempermudah sistem kerja dan menguangi biaya karena mampu bekerja lebih efesien. Tingkat ke akurasiannya sangat luarbiasa 1/ 100,000 penginputan baru ditemui kesalahan
Penggunaan Barcode
Barcode ada dimana – mana. Hampir semua jenis industri menggunakan barcode, sehingga bisnis bisa untung. Berikut beberapa industri yang biasanya menggunakan teknologi barcode.
Manufaktur
Banyak hal detail dalam operasional industri manufaktur yang perlu awasi secara ketat. Karena sedikit saja kesalahan dalam komponen, semisal masalah stok barang, bisa menyebabkan inefisiensi dalam lingkungan manufaktur. Dalam hal ini, Barcode sering digabungkan dengan system MRP (Manufacturing Requirements Planning), agar bisnis memiliki data yang akurat terutama dalam system kerja di pergudangan.
Pergudangan
Siapapun yang menghandle pergudangan seharusnya menggunakan barcode. Bayangkan saja, kalau anda harus mendata seluruh produk anda secara manual. Kapan selesainya?
Jasa Distribusi
Jika perusahaan anda secara konsisten menge-cek barang yang masuk dan keluar, sudah seharusnys anda menggunakan barcode. Dijamin lebih cepat dan akurat, untuk mengetahui seberapa efisien, stok barang yang anda punyai pada suatu waktu.
Ritel
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ketika seorang kasir biasa melakukan pengecekan secara manual dengan mengetik setiap harga barang. Bayangkan kalau setiap pebisnis ritel melakukan hal yang sama. Peluang membuat kesalahan tentunya akan sangat besar. Mereka akan bangkrut karena kurang teliti dan kurang akurat. Sekarang ini semuanya menuntut efisiensi. Yakni efisiensi yang diciptakan dengan memanfaatkan barcode.
Transportasi
Apa yang muncul dalam pikiran anda, ketika bicara tentang pengiriman paket tepat waktu? Jawabannya tentu Fedex atau UPS. Kedua perusahaan tersebut sedang merajai bisnis pengiriman paket, Karena mereka membuat system pengangkutan barang yang efektif. Kunci utama keberhasilan Fedex dan UPS terletak pada pemanfaatan teknologi Barcode. Lihat saja ketika mereka memasukkan data pada Portable Data Collectors, mereka berkomunikasi melalui system database secara tepat waktu.
Masih banyak industri lain yang menggunakan barcode, tidak terbatas pada Industri Konstruksi, Kesehatan ataupun Toko Video saja, tapi juga Kartu Identitas, Absensi, Manajemen Dokumen dan lain – lain

3 komentar:

  1. database barcode seluruh indonesia silahkan download disini
    yang berguna utk usaha minimarket
    DOWNLOAD
    http://www.mediafire.com/download/c8ca2xtniu53zm6/barcode+produk.rar

    http://anistafero.blogspot.com/2013/12/download-daftar-barcode-seluruh-produk.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam, ada database produk untuk malaysia enggak?

      Hapus
  2. Saya ingin Tanya sedikit gan, smisal saya punya logo atau pic berwarna (2d) hasil design sendiri,apakah bisa agar dapat terbaca oleh app qrcode seperti halnya kodebatang pada umumnya.

    BalasHapus